Senin, November 10, 2008

MEMPERINGATI HARI PAHLAWAN

Hari ini seluruh rakyat Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Hari ini dipilih karena bertepatan tanggal ini 63 tahun yang lalu arek-arek Suroboyo dipimpin Bung Tomo, dengan gagah berani mempertahankan Surabaya dari serangan Sekutu yang dipimpin Inggris. Termasuk aksi heroik merobek warna biru bendera Belanda yang berkibar di Hotel Yamato, menjadi merah putih, Bendera Kebangsaan Indonesia. Pertempuran Surabaya menjadi inspirasi daerah-daerah lain untuk tidak menyerah kepada penjajah. Pertempuran Ambarawa dan Bandung Lautan Api menunjukkan bahwa demi tanah air dan bangsa, para pejuang rela berkorban, berguguran menjadi pahlawan. Tak mengenal dari mana asalnya, sukunya, agamanya atau warna kulitnya. Para pejuang itu hanya punya kata semboyan Indonesia Merdeka atau Mati!
Setengah abad berlalu, bangsa Indonesia tidak lagi dijajah oleh Belanda atau Jepang, namun bangsa ini kembali dijajah perpecahan karena chauvinisme sempit kelompok. Bangsa Indonesia tidak bisa mengambil hikmah dari perjuangan para pahlawannya, yang menyingsingkan lengan, meninggalkan atribut daerah, tidak melihat asal, tak membedakan suku dan agama, bersatu demi mengedepankan kepentingan bangsa. Bangsa ini sudah tidak menghormati perjuangan para pahlawannya. Lalu bagaimana bangsa ini bisa disebut bangsa besar? Bukankah bangsa yang besar adalah yang mampu menghormati jasa pahlawannya?

---------------------
Sent using a Sony Ericsson mobile phone

Tidak ada komentar: